Rabu, 13 April 2016

Urban Legend China :"Single Braid"

Translate by me
Ada sebuah jalan ke arah Chinese University of Hong Kong. Mereka menyebutnya jalan Single Braid dan banyak pelajar yang mengaku telah melihat sosok hantu yang merupakan seorang gadis dengan rambut panjang yang dikepang.
Dikatakan bahwa, saat suatu malam yang dingin, seorang wanita dengan rambut panjang yang dikepang berusaha keras untuk menyelinap ke Hong Kong dari mainland. Dia adalah seorang imigran illegal dan Ia datang bersama pacarnya. Pasangan itu naik sebuah kereta api menuju ke kota. Tiba-tiba, wanita itu melihat polisin naik ke kereta dan mengecek passport dan identitas penumpang. Gadis itu cemas takut tertangkap, jadi Ia memutuskan untuk melompat dari kereta yang sedang melaju tsb. Saat Ia melompat, rambut kepangnya terjebak di kerangka jendela kereta. Karena terjebak, rambutnya membuat kulit kepalanya robek dan juga wajahnya.
Gadis itu terjatuh di jalan Single Bride, tempat dimana Ia meninggal. Keesokan harinya, polisi menemukan tubuh seorang gadis tergeletak di genangan darah. Mereka membereskan kekacauan itu. Pacar wanita itu melihat apa yang terjadi, tapi Ia memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan dengan kereta. Saat Ia sampai ketempat tujuan, Ia menemukan pekerjaan dan tak pernah mencari pacarnya ataupun mencoba untuk mengetahui apa yang terjadi padanya.
Walaupun begitu, suatu malam, seorang pelajar laki-laki sedang berjalan sendirian di jalan Single Braid saat Ia melihat seorang wanita berdiri disana. Wanita itu berdiri membelakangi pelajar itu dan yang Ia hanya bisa lihat adalah kepang panjang dipunggungnya. Saat Ia memanggil wanita itu, wanita itu tak menjawab. Saat pelajar itu mendekat, Ia menepuk bahu wanita tsb. Wanita itu memutar badannya dan laki-laki itu melihat sesuatu yang horror. Wanita itu tak memiliki wajah, mata, telinga, dan juga mulut. Kemudian Ia menghilang keudara. Mereka bilang, hantu wanita itu sudah muncul beberapa kali sejak saat itu, namun hanya pelajar laki-laki yang dapat melihatnya.

Kamis, 03 Maret 2016

Creepypasta : "Entah Apa Judulnya wkwk"


Dari lemari di sudut kelas aku dapat melihat bahwa mereka semua hanya memperdulikan diri mereka sendiri. Mereka semua tidak sadar akan bahaya yang mengincar mereka. Aku hanya bisa terdiam di sudut kelas ini, dan aku akan keluar jika waktunya telah tepat. Aku masih menunggu seseorang datang menghampiriku. Namun selama aku disini, mereka belum pernah menghampiriku sekali pun. Aku masih terus bersabar untuk menunggu mereka. Sampai pada akhirnya seorang gadis kecil menjatuhkan pena nya dan pena itu jatuh di dekat ku. Aku tersenyum senang dan inilah saatnya aku untuk keluar. Dan mulai mengambil jantungnya. Untuk aku makan.

Jumat, 12 Februari 2016

Creepypasta : "Call"



“Moshi-moshi.” Ucapku kepada orang diseberang sana.
“Moshi.” Jawabnya. Jawabannya membuat jantungku berdegup kencang. Aku ketakutan. Aku takut akan apa yang akan aku hadapi sekarang.
“Apakah kau tidak melihatku ? Aku ada didekatmu sayang.” Ucapnya dengan suara tercekat. Aku tau itu adalah suara seorang wanita tua. Aku mencoba melihat disekelilingku. Terlalu gelap. Tapi aku tetap mencoba mencari sosok yang menelpon ku. Ntah itu manusia atau bukan. Yang penting aku dapat menemukannya sekarang.

            Aku melirik ke kanan ku. Aku melihat seorang nenek tua sedang memegang sebuah handphone. Di depannya berdiri seorang gadis. Lalu kulihat ia memasukkan handphone itu ke dalam kantongnya. Kemudian ia mengeluarkan sesuatu yang berkilauan. Aku tau benda apa itu. Aku sangat mengenalinya. Itu adalah sebuah pisau dapur. Ia tersenyum bengis. Perlahan aku melihat nenek itu memegang bahu gadis itu. Gadis itu sedang memegang sebuah handphone. Sepertinya gadis itu sedang ketakutan. Kulihat nenek itu mulai menyayat wajah gadis itu dengan pisau. Aku mulai merasakan sakit di area wajahku. Akhirnya aku baru menyadari suatu hal. Di sebelah kananku adalah kaca. Terlambat untuk menyadarinya karena sekarang nenek itu mulai memotong leherku. Membelah perutku. Bermain dengan usus ku. Kemudian mengambil jantungku.

Minggu, 24 Januari 2016

That Things

"Aku harus menyelesaikannya!" Gumamku dalam hati.
Aku terus mendekat ke arahnya. Ia yang tergeletak di atas meja di kamarku. Aku berhenti. Sekarang aku dapat melihatnya dengan jelas. Aku menyentuhnya, mencoba "menyelesaikannya" dengan hampir tak bersuara agar orang-orang dirumahku tak terganggu. Akhirnya. Setelah beberapa lama, aku berhasil menyelesaikannya.
Esok harinya, aku membawanya lagi kerumah. Aku kembali meletakkannya di atas meja ku. Aku memandanginya dalam waktu yang cukup lama. Aku berpikir untuk menyelesaikannya sekarang atau nanti. Akhirnya aku memutuskan untuk menyelesaikannya sekarang. Dengan malas, aku menyentuhnya dan membuka halaman demi halaman.
"Saatnya mengerjakan PR lagi."